Apakah ATP sama dengan silabus? Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di benak Anda ketika berbicara tentang pendidikan. Namun, perlu dicatat bahwa ATP (Arsip Transkrip Pendidikan) dan silabus adalah dua hal yang berbeda.
ATP adalah catatan resmi yang mencatat prestasi akademis seorang siswa, mencakup hasil ujian, kursus yang diambil, dan nilai yang diperoleh. Sementara itu, silabus adalah rencana pembelajaran yang menguraikan materi, tujuan pembelajaran, dan metode pengajaran yang akan digunakan dalam suatu kursus. Memahami perbedaan antara ATP dan silabus penting untuk siswa dan pendidik. Dengan mengklarifikasi peran masing-masing, siswa dapat mengelola catatan akademis mereka dengan lebih baik, sementara pendidik dapat menyusun kurikulum yang efektif.
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, istilah silabus digantikan dengan istilah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama sebagai panduan perencanaan pembelajaran, terdapat beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan.
ATP adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran. ATP ini berisi tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam suatu fase pembelajaran. ATP juga menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase.
Sedangkan silabus pada kurikulum sebelumnya lebih mengacu pada rencana pembelajaran yang lebih umum. Silabus berisi materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian yang akan dilakukan dalam suatu periode pembelajaran.
Meskipun ATP dan silabus memiliki perbedaan dalam terminologi dan fokusnya, keduanya tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu sebagai panduan dalam merancang aktivitas pembelajaran. Guru dapat menggunakan ATP yang telah disediakan oleh pemerintah sebagai acuan, namun juga dapat mengembangkannya sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa di kelas.
Dengan adanya ATP, diharapkan pembelajaran dapat lebih terstruktur dan terarah, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum. Jadi, meskipun istilahnya berbeda, ATP dan silabus memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era Kurikulum Merdeka Belajar.
Pengertian Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dalam Kurikulum Merdeka Belajar
Alur Pembelajaran (AP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur Capaian Pembelajaran (CP). Fungsi Alur Pembelajaran (AP) adalah sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut.
Sedangkan Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran (CP).
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, istilah silabus digantikan dengan istilah Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). ATP memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu menjadi panduan perencanaan pembelajaran. ATP juga menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase. Dalam penyusunannya, guru dapat menyesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa di kelas yang diampunya.
Untuk menyusun ATP, terdapat tujuh langkah-langkah yang harus diikuti. Pertama, melakukan analisis Capaian Pembelajaran yang memuat materi dan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kedua, identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum mencapai kompetensi di akhir fase.
Selanjutnya, langkah ketiga adalah melakukan analisis setiap elemen dan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan Capaian Pembelajaran pada fase tersebut. Keempat, berdasarkan identifikasi kompetensi inti di akhir fase, rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami, dan variasi keterampilan berpikir yang perlu dikuasai siswa.
Setelah itu, langkah kelima adalah menyusun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Keenam, tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran. Terakhir, berdasarkan perumusan TP, tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, guru dapat menyusun ATP yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran di kelas. Penting bagi guru untuk memahami dan mengimplementasikan ATP dengan baik agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
Dalam perjalanan mencari pemahaman tentang perbedaan antara ATP (Arsip Transkrip Pendidikan) dan silabus, kita juga bisa menjelajahi konsep-konsep lain yang terkait dengan dokumen pendidikan. Salah satu yang perlu dipahami adalah apa itu lampiran. Lampiran dalam konteks pendidikan dapat memberikan informasi tambahan yang mendukung pemahaman materi. Untuk lebih mendalamnya tentang apa itu lampiran dan beberapa contohnya, Anda dapat melanjutkan membaca di artikel kami di sini.
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP ini memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yakni menjadi panduan perencanaan pembelajaran. ATP juga menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase.
Dalam penyusunannya, guru dapat menyesuaikan dengan konteks dan kebutuhan siswa di kelas yang diampunya. Hal ini memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran yang lebih relevan dan efektif sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan adanya ATP, guru dapat memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya.
Prosedur dalam penyusunan ATP terdiri dari tujuh langkah-langkah yang harus diikuti. Pertama, melakukan analisis Capaian Pembelajaran yang mencakup materi dan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kedua, mengidentifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum mencapai kompetensi di akhir fase.
Selanjutnya, langkah ketiga adalah melakukan analisis setiap elemen dan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan Capaian Pembelajaran pada fase tersebut. Terdapat enam dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
Setelah itu, langkah keempat adalah merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan identifikasi kompetensi inti di akhir fase. Tujuan pembelajaran harus mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami, dan variasi keterampilan berpikir yang perlu dikuasai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah kelima adalah menyusun tujuan pembelajaran secara linear sesuai dengan urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Kemudian, langkah keenam adalah menentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran. Setiap tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu lingkup materi dan materi utama.
Terakhir, langkah ketujuh adalah menentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan berdasarkan perumusan Tujuan Pembelajaran. Misalnya, untuk mencapai suatu kompetensi pengetahuan membutuhkan waktu 120 menit, keterampilan 480 menit, dan sikap 120 menit.
Dalam Kurikulum Merdeka, pemerintah telah menyediakan beberapa contoh ATP yang dapat digunakan atau dimodifikasi sesuai kebutuhan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam menyusun ATP yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa di kelas.
Dengan adanya ATP, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan lebih terstruktur dan terarah. Guru dapat memiliki panduan yang jelas dalam merancang pembelajaran yang efektif dan relevan. Siswa juga dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya.
Langkah Prosedur Cara Menyusunan ATP dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) menjadi salah satu langkah penting dalam perencanaan pembelajaran. ATP merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis untuk mencapai Capaian Pembelajaran (CP) di akhir fase pembelajaran. Berikut ini adalah langkah-langkah prosedur dalam menyusun ATP:
1. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran
Langkah pertama dalam menyusun ATP adalah melakukan analisis terhadap Capaian Pembelajaran yang mencakup materi dan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Identifikasi kompetensi inti yang harus dikuasai oleh peserta didik sebelum mencapai kompetensi di akhir fase.
2. Analisis Profil Pelajar Pancasila
Selanjutnya, lakukan analisis terhadap setiap elemen dan sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan Capaian Pembelajaran pada fase tersebut. Ada enam dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
3. Rumuskan tujuan pembelajaran
Berdasarkan identifikasi kompetensi inti di akhir fase, rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami, dan variasi keterampilan berpikir yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Susun tujuan pembelajaran secara linear
Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Hal ini akan membantu guru dan siswa dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara terstruktur.
5. Tentukan lingkup materi
Tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran. Setiap tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu lingkup materi dan materi utama yang perlu dipelajari oleh siswa.
6. Tentukan jumlah jam pelajaran
Berdasarkan perumusan tujuan pembelajaran, tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan. Misalnya, untuk mencapai suatu kompetensi pengetahuan membutuhkan waktu 120 menit, keterampilan 480 menit, dan sikap 120 menit.