Kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran soal adalah penting untuk dipahami dan diikuti oleh para guru dan penyusun soal. Kriteria ini dapat membantu para guru dan penyusun soal untuk menyusun soal yang sesuai dengan tingkat kesukaran yang diinginkan. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2009 : 270), adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah :
1) Jika jumlah persentase sampai dengan 27%, soal termasuk mudah. Soal yang mudah dapat digunakan untuk membantu siswa memahami materi dengan lebih baik. Soal yang mudah juga dapat digunakan untuk menguji kemampuan dasar siswa dalam memahami materi.
2) Jika jumlah persentase sampai dengan 28% -72%, soal termasuk sedang. Soal yang sedang dapat digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi dengan lebih mendalam. Soal yang sedang juga dapat digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam menggunakan konsep yang telah dipelajari.
3) Jika jumlah persentase sampai dengan 73% -100%, soal termasuk sulit. Soal yang sulit dapat digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam menggunakan konsep yang telah dipelajari dengan lebih baik. Soal yang sulit juga dapat digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
Kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran soal juga dapat membantu para guru dan penyusun soal untuk menyusun soal yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan kriteria ini, para guru dan penyusun soal dapat menyusun soal yang sesuai dengan tingkat kesukaran yang diinginkan dan juga dengan tujuan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, para guru dan penyusun soal harus memahami dan mengikuti kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran soal. Dengan menggunakan kriteria ini, para guru dan penyusun soal dapat menyusun soal yang sesuai dengan tingkat kesukaran yang diinginkan dan juga dengan tujuan pembelajaran.