Kalbariana.web.id – Seorang dokter yang telah bekerja di Puskesmas selama 10 tahun menulis tentang mengapa puskesmas hanya memberikan pelayanan primer. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa alasan mengapa puskesmas hanya fokus pada pelayanan primer.
Prioritas Puskesmas dalam Kesehatan Masyarakat
Meskipun puskesmas menyediakan banyak layanan, termasuk pelayanan gigi dan kesehatan jiwa, pelayanan primer selalu menjadi prioritas utama. Alasan utama adalah karena pelayanan primer sangat penting dalam mencegah penyakit dan mengurangi kemungkinan pasien sakit lebih parah dan lebih mahal untuk dirawat. Dengan memberikan pelayanan primer kepada pasien, puskesmas dapat memastikan bahwa setiap orang menerima perawatan dasar yang memadai dan mampu mengatasi masalah kesehatan.
Selain itu, puskesmas juga bertanggung jawab untuk mendidik masyarakat tentang cara menjaga kesehatan dengan benar. Dalam menghadapi pandemi saat ini, puskesmas telah memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara mencegah penyebaran virus. Dengan memberikan pelayanan primer dan edukasi, puskesmas dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Keterbatasan Sumber Daya di Puskesmas
Puskesmas seringkali menghadapi keterbatasan sumber daya, terutama dalam hal personil dan peralatan medis. Dalam menghadapi keterbatasan ini, puskesmas harus memprioritaskan pelayanan primer karena itu adalah yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Keterbatasan sumber daya juga dapat membatasi jenis layanan yang bisa ditawarkan oleh puskesmas. Oleh karena itu, puskesmas harus memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan layanan pelayanan primer yang memadai dan penting bagi kesehatannya.
Banyak puskesmas juga mengandalkan dukungan dari pemerintah dan donatur untuk memperoleh sumber daya tambahan. Puskesmas yang lebih besar dan berbasis komunitas sering dapat menawarkan layanan tambahan seperti tes laboratorium dan pemeriksaan rontgen. Namun, sebagian besar puskesmas masih mengandalkan layanan primer untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di daerah mereka.
Tingginya Beban Kerja di Puskesmas
Selain keterbatasan sumber daya, puskesmas juga sering mengalami tingginya beban kerja. Hal ini karena puskesmas biasanya adalah satu-satunya tempat pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah yang mereka layani. Karena itu, mereka bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan kepada sebanyak mungkin pasien yang membutuhkan. Dengan menyelesaikan masalah kesehatan yang lebih kecil, puskesmas dapat mengurangi jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau unit gawat darurat, sehingga mengurangi beban kerja di puskesmas.
Kecuali puskesmas memiliki anggaran dan sumber daya yang cukup untuk menangani semua jenis layanan kesehatan, pelayanan primer akan selalu menjadi prioritas utama. Dengan memberikan perawatan primer, puskesmas dapat memastikan bahwa pasien menerima perawatan dasar yang memadai dan bahwa pasien yang lebih serius masalah kesehatannya dapat diberikan perhatian medis yang lebih besar.
Masalah Ketersediaan Obat-obatan
Ketersediaan obat-obatan di puskesmas juga sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Puskesmas sering memiliki persediaan obat-obatan yang terbatas dan hanya dapat memberikan obat-obatan yang paling dasar dan penting untuk kesehatan pasien. Alasan utama di balik ini adalah biaya mahal dari obat-obatan yang lebih lengkap dan kompleks.
Dalam banyak kasus, pasien harus diarahkan ke rumah sakit atau layanan medis lainnya untuk memperoleh obat-obatan yang lebih mahal. Pelayanan primer masih menjadi prioritas utama di puskesmas karena pasien dapat menerima perawatan dasar dan pengobatan yang diperlukan tanpa harus membayar biaya yang sangat mahal.
Penutup
Sekarang kita telah memahami beberapa alasan mengapa puskesmas hanya memberikan pelayanan primer. Dalam banyak kasus, ini adalah pilihan terbaik untuk memberikan layanan kesehatan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini dapat membantu mengurangi jumlah pasien di rumah sakit dan unit gawat darurat serta membantu masyarakat mengatasi masalah kesehatan sejak dini.